Jumat, 01 Januari 2016

Kekecewaan WNI

Saya ingin bercerita tentang pengalaman pribadi saya bersama teman saya yang cukup mengecewakan saya dan teman saya sebagai WNI.
Berawal dari keinginan saya untuk mengunjungi dan ingin tahu situasi dan kondisi tempat kuliah saya di pusat karena tempat saya berkuliah sekarang adalah kampus cabang, saya akhirnya memutuskan untuk mengajak teman saya. Karena teman saya ini bertempat tinggal yang berbeda daerah dengan saya jadi saya harus menjemputnya menggunakan sepeda motor lalu kemudian bersama sama berangkat menuju tempat kuliah di pusat. Tempat kuliah saya yang dipusat berada di daerah depok, kami menggunakan jasa KRL dengan menitipkan sepeda motor saya di stasiun karena kami berfikir selain efisien dalam hal waktu dan lebih aman dibandingkan harus menggunakan sepeda motor. Kami pun sampai di daerah depok lalu kami bergegas untuk memulai pertuangan melihat seluk beluk tempat kuliah saya yang dipusat. Setelah kami selesai melihat lihat disana, kemudian kami bergegas untuk kembali pulang ke rumah karena hari sudah mulai gelap dengan kembali menggunakan jasa KRL. Dengan waktu sekitar 1 jam akhirnya kami kembali di stasiun awal tempat saya menitipkan sepeda motor. Kami pun harus kembali melanjutkan perjalanan menggunakan sepeda motor saya karena jarak dari stasiun dan rumah kami lumayan jauh. Di perjalanan saat saya ingin mengantarkan teman saya kembali ke rumahnya, saya melihat ada seorang oknum polisi sedang berjaga untuk menjaring orang orang yang melanggar aturan lalu lintas, setelah saya melihat, kemudian tiba tiba saya memiliki firasat tidak enak dalam diri saya, firasat tersebut adalah diberhentikan oleh seorang oknum polisi nakal tersebut. Tetapi saya menepis firasat tidak enak tersebut dengan berjalan mendekati posisi oknum polisi tersebut karena saya berpikir, saya tidak melakukan kesalahan apapun, seandainya saya diberhentikan, paling oknum polisi tersebut hanya sekedar basa basi saja sambil mencari cari kesalahan dengan menanyakan kelengkapan surat surat kendaraan bermotor. Saya semakin mendekat dan firasat saya ternyata benar, oknum polisi tersebut memberhentikan sepeda motor saya, lalu dengan santainya saya berhenti, dan oknum polisi tersebut menanyakan kelengkapan surat surat kendaraan bermotor, kemudian saya memberikan STNK berikut SIM saya sambil bertanya kepada oknum polisi tersebut, saya bertanya, kenapa saya diberhentikan pak ? oknum polisi menjawab lampu motor bapak mati, seketika saya kaget dan mengecheck apakah perkataan oknum polisi tersebut benar dan ternyata benar, lampu sepeda motor saya mati dan saya tidak sadar akan hal itu. Kemudian oknum polisi tersebut kembali menanyakan kepada saya, kenapa lampu motor bapak mati, lalu saya menjawab, saya tidak sadar pak lampu motor saya ternyata telah mati soalnya tadi siang pas saya berangkat, lampu motor saya tidak mati dan masih baik baik saja. Lalu oknum polisi tersebut berkata, bapak saya kenakan pasal tentang harus menyalakan lampu di malam hari, dan dendanya lumayan mahal, lalu oknum tersebut berkata kembali, gimana bapak mau saya bantu ? Seketika itu juga saya berpikir oknum polisi tersebut sudah tidak beres dan saya langsung memutuskan untuk langsung di tilang saja dan tidak melakukan negosiasi.

Dari cerita yang telah saya sampaikan diatas, saya memberikan masukkan kepada para pembaca agar lebih berhati hati dalam melakukan setiap perjalanan baik menggunakan sepeda motor ataupun menggunakan mobil dengan mengecheck kondisi dan kelengkapan surat surat kendaraan bermotor anda serta patuhilah setiap peraturan yang telah dibuat karena di sepanjang perjalanan anda menuju tempat tujuan, banyak terdapat oknum oknum polisi nakal yang bersiap menjaring para pengedara. Kemudian bersikap memalukan dan mencoreng instansi Kepolisian RI dengan melakukan pemerasan saat para pengendara melakukan kesalahan.


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Enterprise Project Management