Saya ingin bercerita tentang pengalaman pribadi saya bersama teman saya yang cukup mengecewakan saya dan teman saya sebagai WNI.
Berawal
dari keinginan saya untuk mengunjungi dan ingin tahu situasi dan
kondisi tempat kuliah saya di pusat karena tempat saya berkuliah
sekarang adalah kampus cabang, saya akhirnya memutuskan untuk mengajak
teman saya. Karena teman saya ini bertempat tinggal yang berbeda daerah
dengan saya jadi saya harus menjemputnya menggunakan sepeda motor lalu
kemudian bersama sama berangkat menuju tempat kuliah di pusat. Tempat
kuliah saya yang dipusat berada di daerah depok, kami menggunakan jasa
KRL dengan menitipkan sepeda motor saya di stasiun karena kami berfikir
selain efisien dalam hal waktu dan lebih aman dibandingkan harus
menggunakan sepeda motor. Kami pun sampai di daerah depok lalu kami
bergegas untuk memulai pertuangan melihat seluk beluk tempat kuliah saya
yang dipusat. Setelah kami selesai melihat lihat disana, kemudian kami
bergegas untuk kembali pulang ke rumah karena hari sudah mulai gelap
dengan kembali menggunakan jasa KRL. Dengan waktu sekitar 1 jam akhirnya
kami kembali di stasiun awal tempat saya menitipkan sepeda motor. Kami
pun harus kembali melanjutkan perjalanan menggunakan sepeda motor saya
karena jarak dari stasiun dan rumah kami lumayan jauh. Di perjalanan
saat saya ingin mengantarkan teman saya kembali ke rumahnya, saya
melihat ada seorang oknum polisi sedang berjaga untuk menjaring orang
orang yang melanggar aturan lalu lintas, setelah saya melihat, kemudian
tiba tiba saya memiliki firasat tidak enak dalam diri saya, firasat
tersebut adalah diberhentikan oleh seorang oknum polisi nakal tersebut.
Tetapi saya menepis firasat tidak enak tersebut dengan berjalan
mendekati posisi oknum polisi tersebut karena saya berpikir, saya tidak
melakukan kesalahan apapun, seandainya saya diberhentikan, paling oknum
polisi tersebut hanya sekedar basa basi saja sambil mencari cari
kesalahan dengan menanyakan kelengkapan surat surat kendaraan bermotor.
Saya semakin mendekat dan firasat saya ternyata benar, oknum polisi
tersebut memberhentikan sepeda motor saya, lalu dengan santainya saya
berhenti, dan oknum polisi tersebut menanyakan kelengkapan surat surat
kendaraan bermotor, kemudian saya memberikan STNK berikut SIM saya
sambil bertanya kepada oknum polisi tersebut, saya bertanya, kenapa saya
diberhentikan pak ? oknum polisi menjawab lampu motor bapak mati,
seketika saya kaget dan mengecheck apakah perkataan oknum polisi
tersebut benar dan ternyata benar, lampu sepeda motor saya mati dan saya
tidak sadar akan hal itu. Kemudian oknum polisi tersebut kembali
menanyakan kepada saya, kenapa lampu motor bapak mati, lalu saya
menjawab, saya tidak sadar pak lampu motor saya ternyata telah mati
soalnya tadi siang pas saya berangkat, lampu motor saya tidak mati dan
masih baik baik saja. Lalu oknum polisi tersebut berkata, bapak saya
kenakan pasal tentang harus menyalakan lampu di malam hari, dan dendanya
lumayan mahal, lalu oknum tersebut berkata kembali, gimana bapak mau
saya bantu ? Seketika itu juga saya berpikir oknum polisi tersebut sudah
tidak beres dan saya langsung memutuskan untuk langsung di tilang saja
dan tidak melakukan negosiasi.
Dari cerita yang telah
saya sampaikan diatas, saya memberikan masukkan kepada para pembaca agar
lebih berhati hati dalam melakukan setiap perjalanan baik menggunakan
sepeda motor ataupun menggunakan mobil dengan mengecheck kondisi dan
kelengkapan surat surat kendaraan bermotor anda serta patuhilah setiap
peraturan yang telah dibuat karena di sepanjang perjalanan anda menuju
tempat tujuan, banyak terdapat oknum oknum polisi nakal yang bersiap
menjaring para pengedara. Kemudian bersikap memalukan dan mencoreng
instansi Kepolisian RI dengan melakukan pemerasan saat para pengendara
melakukan kesalahan.