Apakah Augmented
Reality itu?
Augmented Reality atau
dalam bahasa Indonesia Realitas tertambah dan dikenal dengan singkatan bahasa
Inggrisnya AR
(augmented reality), adalah teknologi
yang menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam
sebuah lingkungan nyata tiga dimensi lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut
dalam waktu nyata. Tidak seperti realitas maya yang sepenuhnya menggantikan
kenyataan, realitas tertambah sekedar menambahkan atau melengkapi kenyataan.
Sejarah Augmented
Reality
Sejarah
tentang Augmented Reality
dimulai dari tahun 1957-1962, ketika seorang penemu yang bernama Morton Heilig,
seorang sinematografer, menciptakan dan memapatenkan sebuah simulator yang
disebut Sensorama dengan visual, getaran dan bau. Pada tahun 1966, Ivan
Sutherland menemukan head-mounted display yang dia claim adalah, jendela ke
dunia virtual.
Tahun 1975
seorang ilmuwan bernama Myron Krueger menemukan Videoplace yang memungkinkan
pengguna, dapat berinteraksi dengan objek virtual untuk pertama kalinya. Tahun
1989, Jaron Lanier, memeperkenalkan Virtual Reality dan menciptakan bisnis
komersial pertama kali di dunia maya, Tahun 1992 mengembangkan Augmented
Reality untuk melakukan perbaikan pada pesawat boeing, dan pada tahun yang
sama, LB Rosenberg mengembangkan salah satu fungsi sistem AR, yang disebut
Virtual Fixtures, yang digunakan di Angkatan Udara AS Armstrong Labs, dan
menunjukan manfaatnya pada manusia, dan pada tahun 1992 juga, Steven Feiner,
Blair Maclntyre dan dorée Seligmann, memperkenalkan untuk pertama kalinya Major
Paper untuk perkembangan PrototypeAR.
Pada tahun
1999, Hirokazu Kato, mengembangkan ArToolkit di HITLab dan didemonstrasikan di
SIGGRAPH, pada tahun 2000, Bruce.H.Thomas, mengembangkan ARQuake, sebuah Mobile
Game AR yang ditunjukan di International Symposium on Wearable Computers.
Pada tahun
2008, Wikitude AR Travel Guide, memperkenalkan Android G1 Telephone yang
berteknologi AR, tahun 2009, Saqoosha memperkenalkan FLARToolkit yang merupakan
perkembangan dari ArToolkit. FLARToolkit memungkinkan kita memasang teknologi
AR di sebuah website, karena output yang dihasilkan FLARToolkit berbentuk
Flash. Ditahun yang sama, Wikitude Drive meluncurkan sistem navigasi
berteknologi AR di Platform Android. Tahun 2010, Acrossair menggunakan
teknologi AR pada I-Phone 3GS.
Bidang-bidang
yang pernah menerapkan teknologi Augmented
Reality adalah:
- Kedokteran (Medical): Teknologi pencitraan sangat dibutuhkan di dunia kedokteran, seperti misanya, untuk simulasi operasi, simulasi pembuatan vaksin virus, dll. Untuk itu, bidang kedokteran menerapkan Augmented Reality pada visualisasi penelitian mereka.
- Hiburan (Entertainment): Dunia hiburan membutuhkan Augmented Reality sebagai penunjang efek-efek yang akan dihasilkan oleh hiburan tersebut. Sebagai contoh, ketika sesorang wartawan cuaca memperkirakan ramalan cuaca, dia berdiri di depan layar hijau atau biru, kemudian dengan teknologi augmented reality, layar hijau atau biru tersebut berubah menjadi gambar animasi tentang cuaca tersebut, sehingga seolah-olah wartawan tersebut, masuk ke dalam animasi tersebut.
- Latihan Militer (Military Training): Militer telah menerapkan Augmented Reality pada latihan tempur mereka. Sebagai contoh, militer menggunakan Augmented Reality untuk membuat sebuah permainan perang, dimana prajurit akan masuk kedalam dunia game tersebut, dan seolah-olah seperti melakukan perang sesungguhnya.
- Engineering Design: Seorang engineering design membutuhkan Augmented Reality untuk menampilkan hasil design mereka secara nyata terhadap klien. Dengan Augmented Reality klien akan tahu, tentang spesifikasi yang lebih detail tentang desain mereka.
- Robotics dan Telerobotics: Dalam bidang robotika, seorang operator robot, mengunnakan pengendari pencitraan visual dalam mengendalikan robot itu. Jadi, penerapan Augmented Reality dibutuhkan di dunia robot.
- Consumer Design: Virtual reality telah digunakan dalam mempromsikan produk. Sebagai contoh, seorang pengembang menggunkan brosur virtual untuk memberikan informasi yang lengkap secara 3D, sehingga pelanggan dapat mengetahui secara jelas, produk yang ditawarkan.